Kembali lagi bersama gue sakurdey disini dipostingan ke4 sepertinya. Maaf para pembaca, postingan terbaru kali ini hanya dalam selingan waktu sehari atau dengan kata lain postingan ini sangat fresh alias tidak perlu ngotak alias keluar seadanya alias gaperlu juga mikir intelek dengan refrensi buku-buku Nietzsche yang dibaca oleh teman kampusku, minta maaf minta maaf seperti ada yang peduli saja haha. Ya itulah topik kali ini, apa di luar sana ada yang mempedulikan kita selain nenek dan anggota keluarga besar kita yang baik hati dan diam-diam memberikan gocap/cepe tiap kali kita berkunjung (peristiwa ini hanya terjadi saat gue kelas 2 SD) atau memang benar sosok sang “secretadmirer” itu benar-benar nyata.
Suatu hari di sekolah gue sedang ada acara sekolah dan itu sangat ramai, hari itu hari kamis dan gue ingin bertukaran batik dengan batik milik temen gue. Entah disitu gue berpikir bahwa batik yang gue pakai terlihat konyol jadi lebih baik gue memakai batik temen gue. Oiya latar tempatnya di tengah lapangan dan orang-orang sedang kelilingan gatau ngapain oke? Mungkin ingin terlihat glowing depan adik kelas. Gue melepas batik gue dan temen gue pula melepas batiknya dia pula dan kita bertukaran batik. Sudah, itu saja, tidak ada yang spesial. Hingga seseorang misterius alias sang tipikal filsuf junior alias ya lo tau lah kalian pasti punya teman brengsek yang memiliki idealis kuat dan mempertahankan idealisnya. Ya, dia memang sebrengsek itu.
Sang filsuf junior tersebut langsung menegur gue kurang lebih seperti ini “lo seriusan ngira lo lepas batik cuman pake kaos oblong trus tukeran batik gaada yang liat lo”. Peduli setan bukan? kalopun memang ada yang memerhatikan apakah sepenting itu? Kemudian dia cabut begitu saja sambil meninggalkan wajahku yang kebingungan setelah dia menanyakan itu. Disini bagian menariknya, kita manusia, kita suka memedulikan hal tidak penting, kita ambil contoh seperti temanmu si Rizal yang mengirim pesan ke Putri untuk pindah platform chat dari dm Instagram ke Line karena menurut Rizal di dm Instagram ribet. Ayolah jal, sudah keliatan arahnya mau dibawa kemana kalo pindah dari dm. Jika dipikirkan aneh juga bukan? kita memikirkan itu tapi hal itu tidak hanya gapenting tapi juga membuat kita penasaran. Terus menerus penasaran hingga akhirnya Rizal pacaran. Tidak berhenti disitu, detail kecil kelakuan bodoh Rizal setelah pacaran mereply setiap story Zahra juga kita permasalahkan.
Untuk menjawab pertanyaan “apa di luar sana ada yang memedulikan kita selain …” yang gue tulis di paragraf pertama. Jawabannya adalah Iya dan pasti. Demi apa? diriku benar-benar ada yang memedulikan? hey tunggu bung, peduli tidak selalu positif, kata “peduli” hanya menjadi iming-iming orang untuk ingin membicarakanmu. Omong kosong kur semua yang lu tulis kali ini, kalo gitumah artinya gosip. Ya memang itu yang ingin gue sampaikan.
Hal sekecil seperti meminjamkan pulpen biru kepada temanmu atau memberikan soal ujian dengan skor 75 mu kepada temanmu yang belom susulann ulangan atau menggeser batu di tengah jalan karena lo khawatir besok paginya anak sunmori tersandung dengan batu itu dan akan mengakibatkan tabrakan beruntun dan berakhir di depan telivisi yang sedang kau tonton besok paginya ditemani dengan baju yang sama sejak kemarin pagi karena terakhir kali lo mandi adalah kemaren lusa. Itu semua akan memiliki dampak yang berarti dengan bagaimana korban tersebut mengartikannya.
Sang korban yang dipinjamkan pulpen biru entah merasa beruntung karena dia mengikuti ujian yang diperbolehkan lulus hanya yang menulis dengan tinta biru ( ya, ada ujian seperti ini). Dia akan memberi porsi 100% peduli untuk yang meminjamkan bahkan dia memandang peminjam seperti sosok pahlawan bersayap sedangkan yang meminjamkan memberikan porsi 0% peduli karena ya siapa juga tai yang mikirin pulpen biru nya ilang.
Begitu pula dalam konteks kehidupan kita masing-masing sebaiknya kita sering-sering lah memberi porsi 0% peduli ke banyak hal. Karena mayoritas hal di era seperti ini memang patut untuk ditidakpedulikan, ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan dua jari tengah dan mengatakan “f*ck you” ke banyak hal. Side note, mohon kawan, “banyak hal” yang kumaksud terpsisah dari hal prioritasmu ya.
Jadi apa yang lo lakukan ketika melihat akun instagram mantan pacar/teman/dll ngeblock lo? Kembali mengerjakan tugas kuliah.
Jadi apa yang lo lakukan ketika lo berusaha untuk menjadi ramah terhadap teman baru di dunia perkampusan dan memutuskan untuk memulai icebreaking lewat dm instagram dan malah disangka orang gay? Kembali mengerjakan tugas kuliah.
Jadi apa yang lo lakukan dengan keresahan lo terhadap YouTube,Twitter,Tiktok, dan semua sosmed yang hari ke hari makin banyak bermunculan berita aneh? Kembali mengerjakan tugas kuliah.