Bisa dibayangkan seberapa ngide seorang Masashi Kishimoto untuk membuat dongeng sepanjang Naruto? Gue gatau pil inspirasi macam apa yang ia telan untuk imajinasi segokil itu. Satu hal yang gue tau dan gue yakin walaupun gue gapernah browsing tentang dia adalah dia pasti stres bikin dongeng sedahsyat itu (bukan dahsyat acara TV ya asw). Barusan tadi siang jam 2 sampe jam 5, gue untuk pertama kali seumur hidup akhirnya main NUNS4 (Naruto Ultimate Ninja Storm 4). Gue dah keliling warnet mana pun kaga ada yang punya game ini. Ganyangka taunya ada di steam tapi bayar, untungnya ada yang rela minjemin akun nya demi gue main.
Ngomongin Naruto gajauh-jauh juga ngomongin anime, gue kaga doyan nonton anime sama sekali sebenernya. Gue juga baru tau ending Naruto gimana pas diawal pandemi, telat banget kan? bodo amat. Anak seumuran gue, gue yakin banget nonton Naruto dubbing indo pas SD di TV. Sedikit cerita, Naruto udah menjadi bagian hidup gue pas masih kecil. Mainan, game PSP dan PS2, kasur, guling, gelas, nyaris semuanya Naruto. Ya sebenernya gacuman Naruto sih tapi Sonic juga. Dah, masa kecil gue cuman diwarnaiin Naruto sama Sonic. Dragonball, Onepiece, Mario, dan game-game lain kagak. Cuman itu dua doang yang feelnya masi kebawa ampe sekarang.
Saat hari-hari sebelom UTBK gue sempet bikin semacem perjanjian ke gue buat nontonin Naruto dari episode 1 sampe selesai setelah UTBK. Hasilnya gakejadian sih, gue rasa juga kayaknya udah tua juga gue buat marathon kayak gitu. Kali ini gue pengen bahas nilai yang gue dapet dari Naruto. Gue disini sebagai pendapat pribadi aja ya jadi ya sorry kalo nyinggung beberapa pihak wkwk.
Sebagai awalannya, gue bukan ngereview anime karena gue cuman tau Naruto, gue juga bukan yang sebegitu fansnya ampe ikut forum chat discord ngomongin Naruto, gue pula bukan yang sefanatik ampe dibawa kehidupan kayak menghayal tau-tau bisa sharinggan dan jurus lainnya. Anggeplah gue sebagai temannya teman lo yang ga lo kenal deket dan tiba-tiba mengajak lo buat nongkrong bareng dan tiba-tiba disitu ada gue. Situasi yang menyebalkan bukan? Jadi ya suka gasuka harus kita harus dengerin si teman bawel kita itu.
Banyak nilai bagus tapi memang beberapa aturan hanya berlaku di dunia shinobi. Jadi gue disini hanya ingin ke bagian inti-inti pentingnya saja. Yang gue maksud inti adalah benar-benar intinya. Gue akan membahas itachi, horee karakter terkeren sepanjang masa. Setiap ngomongin Naruto gue bener-bener fokus di bagian Itachi nya doang, gue bener-bener membedah dalem tentang karakter orang itu dan gue juga udah membaca dua buku itachi shinden. Inti dari perjalan Itachi adalah tentang menggapai harapan.
Begini singkatnya, Uchiha adalah clan Itachi dan suatu hari di desa konoha ingin terjadi kudeta karena Uchiha dituduh bermasalah akan suatu tragedi. Itachi seperti sosok wonderchild, dia udah kece pol dah dari kecil. Uchiha berharap besar dengan Itachi tapi keputusan Itachi tidak sesuai dengan harapan Uchiha. Pada H-1 kudeta Uchiha dengan pimpinan desa, Itachi membunuh seluruh clan Uchiha menyisakan adiknya Sasuke. Wow, kenapa dia membunuh seluruh clannya kur? gabakal gue bahas disini itu kepanjangan. Sepanjang Sasuke hidup, dia hidup penuh kesengsaraan dan suatu saat dia sanggup untuk membunuh Itachi. Oke gue stop dulu ngomongin Sasuke nya.
Ketika umur itachi 5, dia sudah ikut Perang Dunia Shinobi kedua (anggap saja umur 5 tahun sudah bisa ikut perang). Setelah dirinya melihat kekacauan dan banyaknya mayat yang mati karena perang dia memutuskan untuk memegang erat cita-citanya menghilangkan perselisihan antar shinobi. Segitu aja masa kecilnya oke.
Disaat umur itachi 18 dia akhirnya bertemu dengan Sasuke. Itachi mati ditangan adiknya sendiri. Memang itu rencana dia, dia ingin membuat adiknya sebagai penyelamat Uchiha karena telah membunuh orang yang menghabiskan semua Uchiha. Endng kematian Itachi seperti itu oke.
Dalam buku shindennya ditulis bahwa bentuk kasih sayang dari Itachi adalah hubungannya terhadap adiknya Sasuke. Dibalik letihnya perjuangan Itachi demi cita-citanya yang semua orang bilang tidak mungkin (menghilangkan perselisihan antar ninja), Sasuke memberi rasa lega yang tiada bandingnya. Ini hal paling mengagumkan di dalam kisahnya. Jika diterapkan di dunia nyata, hanya seorang Ibu dan Bapak yang bisa memiliki pandangan seperti itu.
Ibu dan Bapak rela bekerja mati-matian untuk memberi yang terbaik untuk anaknya, dan kebahagian mereka juga sudah tercukupi dengan melihat anaknya bahagia karena mereka. Itulah bentuk asli dari kasih sayang. Bukan bentuk sayang berbau romantisme tapi lebih ke sayang dalam bentuk pure emotion. Itachi memandang Sasuke seperti itu karena ya memang seperti itulah kakak terhadap adik.
Soal pertemanannya Itachi juga tidak kalah mengagumkan. Karena dia sebagai wonderchild (berbakat sejak dini), dia tidak sefrekuensi dengan teman seangkatannya yang hobi bermain. Keseharian dia berlatih hingga pada akhirnya dia bertemu dengan seniornya yang bernama Shisui. singkat cerita Shisui mati meninggalkan kekuatan
“MangekyoSharingan” kepada Itachi. Karena Itachi tau bahwa sahabat terdekat Sasuke adalah Naruto akhirnya Itachi berpesan seperti ini “Jangan memikul semua permasalahan sendiri jika sudah memiliki kekuatan dan jangan lupakan teman”. Ya memang seperti itulah seharusnya. Jangan. Lupakan. Teman.
Seketika kita bertanya terhadap diri kita sendiri teman manakah yag kita patut untuk tidak kita lupakan. Iya, gue paham, pertemanan era sekarang penuh tanda tanya dan.. yasudahlah.