Surat Untuk Perkuliahan

Kelak suatu hari di masa depan gue akan menyesal telah menulis artikel mengenai topik ini. Tapi yasudahlah, karena kita tahu hidup penuh penyesalan, langsung saja gue tulis sekarang. Maafkan diriku sekarang sang masa depan. Kali ini gue akan membahas mengenai pendidikan. Seberapa penting pendidikan? Kenapa pendidikan penting? Mengapa kita merasa pendidikan penting tapi kita tidak mementingkan pendidikan? Apakah pendidikan bersifat diberi dan diterima atau pendidikan didapat dari rasa ingin tahu kita sendiri? dan 100 pertanyaan lainnya.

Sebagai mukadimahnya ( mukadimah dalam kbbi : pendahuluan ) atau pendahuluannya karena gue ingin memakai kata mukadimah agar terlihat pintar , gue disini tidak mendedikasikan diri sepenuhnya dengan cara mengkritik bahwa pendidikan kita tertinggal sekian tahun dan berharap akan ada perbaikan pendidikan dari generasi sekarang hingga cucu saya yang sudah saya rencanakan bernama Alfronso de Alberquwokawokwaokow. Tidak, disini gue hanya sebagai tetangga kalian yang sedang berjemur di balkon dan menatap sinis kalian yang baru bangun jam 9 dan sedang mengambil handuk di jemuran balkon kalian, alias gue hanya orang di internet yang numpang masuk kuping kiri keluar kuping kanan kalian.

Sebagai mahasiswa baru yang baru kuliah 3 minggu saya sudah ingin mengumumkan ultimatum bahwa kuliah adalah penderitaan. Ngomongin soal penderitaan, penderitaan ga selama nya buruk. Gue ambil contoh Rizal lagi, Rizal ingin berharap memiliki badan yang sixpack dan bokong yang bahenol jadi Rizal akan melewati rutinitas berkeringat dan mengatur porsi makan yang pas agar tujuan Rizal tercapai. Bayangkan betapa menderitanya untuk berpergian ke gym setiap hari dan melakukan 1100 squad dan pushup. Hal tersebut tidak menjadi masalah untuk Rizal yang sangat ingin menjadikan badannya sixpack. Setelah rutinitas berjalan 1 tahun akhirnya Rizal memiliki badan yang sama seperti Michael Phelps. Rizal menderita di awal dan penderitaan itu terbayar.

Gue yakin ketika gue memasuki semester 4 dan akan terjadi penjurusan disitu gue merasa sedikit terbayar, karena disitulah gue akan menemukan bidang yang akan gue fokuskan. Untuk semester 1 sekarang? Lumayan terasa sedikit terbayar karena gue mendapat gambaran akan menjadi apa gue kedepannya dengan prodi gue ini. Permasalahannya hanya satu, gue belom terbiasa dengan perkuliahan. Gue tidak mengeluh kenapa gue mempelajari matkul ini itu karena gue yakin ini ada korelasi nya kedepannya walaupun masi belom terlihat sekarang. Sekarang kita sebagai mahasiswa baru difokuskan untuk memiliki jadwal padat, bila dipikir kembali memang pada akhirnya kita akan memiliki jadwal padat. Tugas yang diberikan kita sangat jauh beda saat SMA dan disinilah perubahan drastis yang kita belom terbiasa.

Dengar baik-baik bung, hidup hanya berisi rentetan permasalahan yang tidak akan pernah berakhir. Masing permasalahan tersebut memiliki penderitaan dengan porsi yang berbeda tergantung permasalahannya. Kebahagiaan muncul dari menyelesaikan masalah. Tidak ada jalur pintas untuk hal berbau kehidupan seperti ini bung. Nimatilah kehidupan ini ditemani dengan rasa takut berlebihan yang selalu menghantuimu kemanapun dirimu pergi. Tidak ada kata mutiara yang membuat anda sukses sekejap. Begitu pula juga gue, gue hanya sebagai penulis artikel random yang berusaha numpang menampar kalian dari tulisan gue.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *