Cyclura Lewisi (Red Iguana)

Akhirnya, setelah sekian lama tidak bersosialisai di luar rumah karena aku adalah orang yang menaati peraturan PSBB, aku duduk juga di bangku tongkrongan ini. Banyak sekali yang baru, dari susunan bangku dan meja yang berubah kenapa jadi seperti ini hingga temanku yang mengubah rambutnya dari rambut aslinya berbentuk brokoli malah diubah seperti smoothing belum selesai, bagian depan sama atas doang pula, jadi belakangnya masi kriting. bisakah kalian bayangkan betapa anehnya? maksudku kenapa dia tidak botak saja, untuk pertama kalinya aku merasakan polusi mata diakibatkan gaya rambut orang yang aneh. Baiklah aku disini bukan ingin memasalahkan rambut dia, aku ingin merasakan ketenangan dari sibuknya kuliah, aku mulai memejamkan mata dan menarik nafas dalam-dalam, saat aku mulai membuka mata aku malah bingung sendiri, “Hey kenapa ada truk sampah didepan mataku?” anehnya lagi aku tidak mencium bau sampah sama sekali, sungguh tempat yang ajaib.

Ya, seperti yang biasa aku lakukan dulu, aku hari ini akan melanjutkan kehidupan tidak berguna gaya anak SMA yaitu nongkrong ngeliatin orang main catur. HP mulai aku non aktifkan dan mataku mulai melotot fokus ke papan catur, hari ini jam 3 sore dan aku sedang menikmati pertandingan kedua temanku yang sedang bermain catur padahal beberapa hari lagi aku Ujian Tengah Semester(UTS), sambil memikirkan persiapan belajar UTS aku mulai mengucapkan seribu kali perkataan Squidward yang berbunyi “Aku akan bersantai meskipun itu akan membunuhku”. Padahal tadi pagi aku baru saja selesai UTS matkul kimia dasar, oh tidak, memikirkan UTS tadi pagi tiba-tiba aku langsung bermuka sedih memikirkan nilaiku tadi yang lebih cocok menjadi angka nomor punggung pemain sepak bola. Biarinlah, memangnya dengan nilai UTS yang bagus bisa menentukan nilai bagus seterusnya dan bisa cumlaude? Bisa siih, aku malah berspekulasi tentang kepintaran orang bersifat relatif, aku ingin nilai bagus dari hasil keringatku sendiri, tapi sayangnya nilai tersebut hanya sebesar angka SMA sepupuku di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan. setelah sekian menit memikirkan UTS dan pelajaran, aku mulai kaget. Kenapa sudah tinggal raja dan beberapa pion saja, di satu sisi temanku yang sudah kalah dia mulai beralasan bahwa dia ngantuk.Sial betul kenapa orang ini beralasan ngantuk mulu ya, ini bukan pertama kalinya aku mendengar ngantuk sebagai alasan orang kalah main catur. Atau mungkin, solusi dari ngantuk menurut orang ini adalah bermain catur.

Setelah mereka berdua berdebat akhirnya mereka melakukan rematch, sedangkan aku masi terduduk tidak fokus melihati pertandingan catur. Aku malah sibuk monolog internal membahas perkuliahan, ternyata perkuliahan ini memang mau tidak mau selalu menghantuiku. Namun satu hal yang aku nikmati aku lebih baik dihantui dengan pikiran kuliah daripada dihantui dengan permasalahan sepele “Apakah dia peduli denganku?” dan permasalahan pacaran lainnya. Aku mulai tertawa sendiri membayangkan betapa konyolnya diriku dulu. Semua terlihat lebih jelas saat kita sudah melewatinya bukan? untung sekali aku sudah melewati fase.. Tunggu, aku tidak suka menggunakan perkataan seperti “Sudah di fase kehidupan blablabla”, menjijikan sekali dibacanya, ah entahlah mungkin itu hanya aku doang. Pengakuanku sebagai laki-laki memang aku sedikit selengean dalam hal cinta, aku sering berjanji dan tidak menepatinya. Mungkin banyak hal bodoh cinta lainnya tapi yasudahlah, aku mengakuinya dan aku menerima dengan lapang dada. Sekarang semua wujud cinta dan kasih sayangku sudah aku tuangkan ke makhluk yang pas, yaitu Iguana merahku!

Bayangkan betapa indahnya bila cinta tidak memandang fisik. Terakhir kali aku mengelus kepala iguanaku aku digigit, sungguh bukan hal yang bagus untuk diulang. Terakhir kali aku menangkap dia berlarian di jalanan pun aku juga tidak tau kapan, yang jelas aku menyayanginya, merawatnya, dan memberi selada dibumbui bubuk protein yang pas. Ini bukan cinta romansa, ini adalah cinta yang sebenarnya cinta. Cinta yang didasarkan oleh rasa empati, kekhawatiran, dan harapan kedepan. Suatu hari aku ingin mengembalikan Iguana merahku ke alam untuk bertemu dengan teman SMA nya, pasti komunitas Red Iguana Indonesia sudah menunggunya bertahun-tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *